Minggu, 29 Juni 2014

Preview Kosta Rika vs Yunani - Menggunakan Wing-Back Energik untuk Menembus Tembok Pertahanan Yunani


Pertandingan antara Kosta Rika melawan Yunani adalah sebuah pertandingan yang, ya kita akui saja, diharapkan untuk tidak terjadi sebelum dimulainya Piala Dunia 2014. Sedikit orang yang meramalkan bahwa kedua tim akan sampai sejauh ini.

Banyak yang meremehkan Kosta Rika jauh sebelum turnamen dimulai, dan bahkan lebih banyak lagi yang mengira mereka akan menjadi “mayat hidup” dengan bergabung di grup neraka.

Namun Los Ticos membuktikan semua orang salah dan berhasil menjuarai Grup D dengan menungguli tiga juara dunia: menang melawan Uruguay dan Italia, serta imbang melawan Inggris.

Setelah menikmati masa jayanya sebagai kuda hitam, bahaya terbesar Kosta Rika bisa saja datang pada pertandingan melawan Yunani. Manajer Jorge Luis Pinto sendiri nampaknya tidak akan membuat perubahan dalam starting XI.

Dia masih banyak berharap dari pemain depan asal Arsenal, Joel Campbell, yang akan bermain melawan beberapa mantan rekan setimnya di Olympiakos musim lalu. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan momentum.

Sementara itu, Yunani berhasil mencapai babak 16 besar dengan sebuah penalti di menit akhir dari Georgios Samaras saat memetik kemenangan atas Pantai Gading.

Mungkin kita seharusnya tidak terkejut. Meskipun bergabung bersama Kolombia dan Pantai Gading di grup C, juara Euro 2004 tersebut tiba dengan harapan untuk mencapai babak 16 besar.

Yunani berhasil pulih dari kekalahan 3-0 di pertandingan pembukaan melawan Kolombia untuk kemudian berjuang dengan 10 pemain melawan Jepang. Lalu, akhirnya mereka mencetak kemenangan melawan Pantai Gading, berada di posisi kedua grup, serta melaju ke babak 16 besar untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Namun, kemenangan itu datang dengan harga yang besar. Kiper Orestis Karnezis dan gelandang Panagiotis Kone mengalami cedera pada pertandingan tersebut. Kabar baik adalah kapten Kostas Katsouranis sudah dapat diturunkan setelah ia menerima kartu merah saat melawan Jepang di pertandingan kedua.

Tapi, sepertinya pemain berusia 35 tahun tersebut sekali lagi akan sangat mungkin digantikan oleh wakil kapten serta pemain tertua yang paling sering bermain bagi Yunani, Giorgos Karagounis, yang sudah memasuki usia 37 tahun.

Di depan, Santos diharapkan untuk menurunkan starting XI dengan masih mengandalkan Samaras. Pada pertandingan sebelumnya, sang striker akhirnya buka puasa setelah 1478 menit tidak mencetak gol.



Wasit: Ben Williams (Australia)

Ini mungkin menjadi satu pertandingan yang paling tidak menarik di babak 16 besar dengan dua tim bertahan yang selama ini selalu bermain aman. Namun, sepertinya pertandingan yang berlangsung, Senin (30/6/2014) dinihari WIB, di Arena Pernambuco, Recife, itu punya potensi sebagai pertandingan yang menarik untuk menemani kita semua bersantap sahur. Kenapa? Mari kita tengok.

Yunani yang Bertahan

Yunani membanggakan diri mereka atas soliditas pertahanan dan pendekatan yang lebih “realistis”. Ya, mau tidak mau, Yunani memang merupakan tim yang benar-benar nyaman dengan gaya mereka dan tidak takut untuk bermain ngotot.

“Taktik kami sama di semua pertandingan, yaitu untuk tetap ketat dalam bertahan sekaligus berbahaya dalam menyerang”, kata Santos.

“Persepsi keliru adalah berpikir bahwa setiap tim harus bermain seperti Brasil atau FC Barcelona. Mereka memang memiliki karakteristik untuk bermain seperti itu.... sementara kami ini adalah Yunani," imbuhnya.

Serangan balik adalah senjata utama Yunani dalam menyerang. Tapi, ketika tim berhasil mendapatkan bola, Samaras memiliki kemampuan yang vital untuk membawa kawan-kawannya membangun serangan. Hal tersebut bisa dibilang miris, karena rekornya yang hanya mencetak 9 gol dalam 77 pertandingan.

Namun, suka tidak suka, taktik mereka telah bekerja sebelumnya. Kosta Rika harus menyadari bahwa Yunani memiliki dongeng mereka sendiri ketika mereka menjadi tim yang mengejutkan semua orang untuk memenangkan Kejuaraan Eropa 2004.

Gelandang veteran Karagounis dan Katsouranis adalah bagian dari kejayaan satu dekade yang lalu tersebut dan mereka masih mencari satu memori sepakbola terakhir mereka di Brasil ini.

Kosta Rika yang Mengejutkan

Kosta Rika sudah menjadi cerita terbesar di Piala Dunia sejauh ini. Kunci dari kesuksesan Mereka adalah fleksibilitas pendekatan taktik mereka.

Pada kemenangan 3-1 mereka melawan Uruguay, mereka mengawali pertandingan dengan bermain bertahan sangat dalam. Permainan ini memaksa Uruguay untuk memainkan bola-bola panjang ke jantung pertahanan Kosta Rika yang dihuni oleh tiga bek tengah.

Tim Amerika Tengah ini sejauh ini baru kebobolan satu gol, itupun berasal dari tendangan penalti. Hal ini menunjukan bahwa mereka sangat solid pada permainan terbuka.

Lalu, ketika melawan Italia mereka mengubah taktik. Tim asuhan Jorge Luis Pinto ini menekan tinggi lawan hingga ke tengah lapangan, memainkan garis pertahanan yang agresif melawan Mario Balotelli dengan dikombinasikan dengan pressing di lini tengah.

Permainan disiplin ini hanya sempat terekspos satu kali di akhir babak pertama. Untungnya Balotelli gagal memanfaatkan peluang satu lawan satu satu-satunya tersebut.

Di babak kedua, Kosta Rika bermain lebih disiplin dan lebih efektif dengan bertahan lebih dalam lagi mendekati gawang sendiri. Pertahanan mereka sebagai sebuah unit memaksa Italia senasib dengan Uruguay terjebak offside berkali-kali.

Uruguay berhasil dijebak offside sebanyak enam kali, sementara Italia sebanyak 11 kali. Lalu pada pertandingan melawan Inggris, ketika mereka tidak lagi dituntut untuk menang, mereka sedikit bereksperimen dan berhasil menunjukkan bahwa mereka tidak cuma handal dalam bertahan, tapi juga menyerang.

Kunci penyerangan Kosta Rika adalah pada sosok wing-back, yang bisa berperan ganda sebagai defender ekstra maupun midfielder ekstra. Kedua wing-back ini yang berkontribusi dalam umpan-umpan krusial Kosta Rika.

Di sisi kanan, Christian Gamboa berkali-kali melakukan sprint ke depan saat melawan Uruguay. Secara energik ia melakukan overlap dan mengirimkan bola untuk Campbell yang kemudian menyamakan kedudukan.

Sementara di seberang Gamboa, ada Junior Diaz yang sejauh ini berhasil menggantikan peran jagoan utama Kosta Rika asal Everton, Bryan Oviedo, yang mengalami cedera.

Diaz adalah tipikal wing-back yang lebih efektif. Ia memang tidak mahir dalam mengolah bola, dengan sentuhan pertamanya sering grogi dan operan pendek kadang meleset, namun ia adalah pemain yang energik dan mampu mengirimkan crossing dengan brilian.

Assist crossing-nya untuk gol kemenangan sundulan Bryan Ruiz atas Italia merupakan salah satu crossing terbaik di turnamen ini.

Dengan begitu seringnya wing-back mereka naik, Kosta Rika diprediksi akan mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati di Recife nanti, sesuatu yang kita semua tidak harapkan karena berpotensi untuk membuat pertandingan menjadi membosankan.

Namun jika tidak ada pemenang setelah 120 menit, Kosta Rika sudah siap untuk apa yang akan datang berikutnya.

“Drama adu penalti bisa memainkan peran penting setiap saat”, kata asisten manajer Luis Marin.

“Jadi kami telah berlatih penalti selama beberapa hari terakhir dan kami tahu siapa saja yang akan mengambil tendangan penalti”.

Kunci Permainan: Celso Borges vs Giorgos Karagounis

Joel Campbell mendapatkan lebih banyak sorotan setelah dia terlibat dalam dua dari empat gol Kosta Rika sejauh ini, yaitu dengan satu gol dan satu assist.


Tetapi, soliditas pertahanan pada tim asuhan Pinto ini tak boleh dilupakan karena dibangun dengan disiplin tinggi dari gelandang AIK Fotboll Stockholm di Liga Swedia, Celso Borges, yang berperan melindungi empat bek di belakang.

Sosok Borges yang memungkinkan lini pertahanan Kosta Rika bekerja secara efektif. Menonjol dalam statistik operan dan ball recovery, pemain 26 tahun ini adalah detak jantung Los Ticos.

Sementara untuk Yunani, mereka memiliki dua gelandang veteran pada diri Karagounis dan Katsouranis. Meski Katsouranis menjabat sebagai kapten tim, namun sepertinya Fernando Santos akan memainkan Karagounis dini hari nanti.

Melawan Karagounis, Borges akan bertemu dengan gelandang dengan pengaruh yang sama. Meskipun usianya yang telah mencapai 37 tahun, Karagounis sendiri tetap menjadi percikan utama bagi pemain-pemain Yunani, terutama dalam bertahan.

Jika diturunkan, kapten Katsouranis akan memiliki peran sama untuk Yunani. Karagounis dan Katsouranis menjadi metronom lini tengah Yunani dengan peran mereka dalam bertahan dan menyerang.

Prediksi Hasil Pertandingan: Pengaruh
Kecenderungan Tiga Bek Bersama Wing-Back

Piala Dunia ini menjadi saksi kesuksesan beberapa tim yang memainkan tiga bek karena seringkali lawan menjadi lupa bagaimana cara menghadapi wing-back.

Apakah gelandang sayap yang bertanggungjawab menghadapi mereka? Jika iya, bagaimana jika para wing-back tersebut berhasil sampai ke defensive third? Apakah full-back yang kemudian harus bertanggungjawab untuk menghentikan para wing-back? Lalu kemudian, siapa yang bertanggung jawab jika gelandang sayap lawan menusuk ke dalam?

Hal-hal di atas adalah masalah yang sejauh ini belum bisa dipecahkan oleh lawan-lawan Kosta Rika, dan kami bertaruh Yunani pun belum menyiapkan cara menghadapi masalah-masalah mumet di atas.

Kosta Rika adalah tim kejutan: mereka belum pernah kalah, mereka belum pernah kebobolan melalui open play, dan yang lebih hebat lagi, mereka belum pernah tidak menguasai pertandingan.

Menghadapi Yunani di babak 16 besar, peluang Kosta Rika meraih perempat final bisa dibilang terbuka lebar.

Prediksi kami, pertandingan ini akan ketat dan tegang selama beberapa waktu di awal, tapi akhirnya kecepatan dan kekuatan Kosta Rika akan membuka pertahanan Yunani, dan mereka akan terus bermimpi di Brasil ini. Satu atau dua kosong untuk Kosta Rika.

0 komentar:

Posting Komentar