Selasa, 01 Juli 2014

Angel di Maria, 'Malaikat' di Belakang Messi

Seperti di Real Madrid dengan Cristiano Ronaldo, Angel Di Maria kerap tertutup bayang Lionel Messi di Argentina. Setahun terakhir, Di Maria telah menunjukkan kalau dia merupakan sosok utama di belakang dua pemain terbaik dunia.

'Manusia di Antara Dewa'. Begitu Marca pernah menggambarkan posisi Angel di Maria yang punya kesempatan main bersama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Untuk pemain seperti Di Maria, bersanding dengan Ronaldo dan Messi bisa saja dianggap ketidakberuntungan. Punya kualitas sangat baik, winger 26 tahun itu akan menjadi 'Sang Bintang' jika berada di klub lain. Sementara di Real Madrid dan juga Argentina dia 'cuma' jadi gemerlap yang melengkapi dua mega bintang yang ada di sana.

Tapi Di Maria bukan sosok yang ingin berada di panggung dengan sorotan lampu mengarah padanya. Pada sebuah kesempatan sebelum Piala Dunia dimulai dia mengaku sangat beruntung bisa bermain berama Messi dan Ronaldo. Kesempatan yang disebutnya sangat sulit didapat pemain lain.

Sebagaimana dirinya sangat penting buat Real Madrid, Di Maria juga jadi sosok tak tergantikan di timnas Argentina. Dia adalah salah satu pemain terpenting di Piala Dunia 2014 ini.

Sebelum laga dengan Swiss malam tadi, Di Maria belum memberi kontribusi nyata buat timnya. Ketika Messi sangat mengilap, Di Maria sama sekali belum bikin gol dan mengreasikan assist. Namun eks pemain Benfica itu tetap jadi pilar utama 'Tango' di lini tengah, dengan tugas utama menerobos masuk ke lini depan dan menjalankan fungsi sebagai penyerang keempat, mendampingi Javier Mascherano dan Fernando Gago yang fokus mengawal lapangan tengah.

Di saat-saat krusial, ketika Argentina sepertinya harus menyerah dan menerima laga harus berakhir di adu penalti karena upaya tak henti selama 118 menit menggempur pertahanan Swiss tak membuahkan hasil, Di Maria datang dengan golnya. Meneruskan umpan dari Messi, tendangan mendatar Di Maria menerobos masuk ke gawang saat laga perpanjangan waktu tinggal tersisa dua menit saja.

"Kami terus berjuang selama 120 menit. Kami memberikan semua yang kami punya untuk bisa menang. Jika tidak datang di awal, maka (gol itu) datang di akhir. Yang terpenting adalah menang dan masuk empat besar. Saya sangat menantikan mencetak gol, dan itu akhirnya datang. Ini adalah hal terbaik yang bisa saya dapatkan," ujar Di Maria usai laga.

Messi tak terbantahkan jadi bintang Argentina di Piala Dunia ini, tapi Di Maria pada saat bersamaan selalu menjadi sosok yang setia membayangi di belakangnya. Berkontribusi dengan umpan, pergerakan untuk membuka ruang dan akurasi tembakan.

Situs statistik Whoscored memberi Di Maria rating 8,21 untuk total empat pertandingan yang sudah dijalani. Nilai tersebut cuma kalah dari Messi, yang diberi rating 9,25.


Di level klub, Di Maria baru saja menjalani musim terbaiknya. Trofi Liga Champions dan Copa del Rey yang didapat Madrid adalah tolok ukurnya. Di Maria boleh saja kalah tenar dibanding Ronaldo, Karim Benzema dan Gareth Bale, tapi kontribusi pesepakbola kelahiran Rosario itu di atas lapangan membuat Carlo Ancelotti tersenyum sangat puas.

Guardian mencatat kalau Di Maria jadi pemain dengan jumlah assist terbanyak di antara lima liga domestik teratas musim lalu. Di Maria juga beradaptasi dengan sangat baik saat dipasang di tengah lapangan, bukan di sayap yang merupakan posisi alaminya selama ini.

Saat Argentina menjuarai Piala Dunia 1986, Diego Maradona tak sendiri bekerja. Dia memang tampil luar biasa baik di Meksiko tahun itu, namun bantuan yang datang dari Jorge Valdano (empat gol), Jorge Burruchaga dan Sergio Batista membuat Albiceleste bisa meraih sukses besar.

Dan sebagaimana Maradona di 1986, Messi tak bisa memenangi Piala Dunia sendiri. Messi beruntung ada Angel di Maria yang bakal membantunya.

0 komentar:

Posting Komentar