Senin, 30 Juni 2014

Kosta Rika dan 4,5 Juta Penduduk yang Bahagia

Hanya berpenduduk 4,5 juta jiwa, Kosta Rika menjadi kontestan mengejutkan di Piala Dunia 2014. Memang belum sampai juara, tapi mereka mampu menggebuk kekuatan klasik untuk menjejak perempatfinal.

Kosta Rika melewati fase grup dengan sangat meyakinkan. Bergabung dalam Grup D yang disebut-sebut sebagai grup neraka, Kosta Rika diprediksi akan jadi lumbung gol oleh rivl-rivalnya. Di sana bercokol Italia, Inggris dan Uruguay yang mempunyai sejarah panjang di Piala Dunia dan pernah menjadi juara dunia. Tiga tim itu juga diisi oleh para pemain yang menjadi pilar di klub masing-masing. Singkat kata, para musuh Kosta Rika itu lebih meyakinkan.

Tapi racikan Jorge Pinto membuat kejutan sejak melakoni laga pertama. Joel Champbell dkk. sukses menggebuk Uruguay 3-1. Tak berhenti di laga itu, Kosta Rika melanjutkan ledakannya. Italia menjadi korban dengan ditundukkan 1-0. Di laga terakhir, Kosta Rika juga masih menuai satu poin dari Inggris dengan skor seri 1-1. Toh, hasil itu tak lagi menentukan.

Sudah puas setelah mencapai fase knockout? Los Ticos menjawab dengan mengalahkan juara Eropa (2008) Yunani lewat adu penalti setelah kedudukan imbang dalam waktu normal. Kosta Rika lolos ke perempatfinal 5-3.

"Pesan saya kepada semua pemain dan semua orang di rumah adalah 'think big'. Tetap realistis tapi tetap 'think big'," begitu pesan Pinto sebelum pertemuan dengan Yunani. Pesan yang ampuh dan membawa tim asuhannya melaju jauh di Brasil.

Menilik jejak Kosta Rika di Piala Dunia, mereka baru empat kali tampil di putaran final. Dalam debutnya di tahun 1990, mereka berhasil lolos ke babak kedua, tapi kandas di fase grup di edisi 2002 dan 2006. Maka, tahun ini mereka telah melewati pencapaian terbaiknya di Piala Dunia.

Di konfederasinya, (CONCACAF), reputasi dan prestasi Kosta Rika masih di bawah Meksiko dan Amerika Serikat. Dari 10 edisi terakhir Piala Emas CONCACAF, pencapaian terbaik Kosta Rika adalah runner-up di tahun 2002.

Tapi Kosta Rika adalah negara yang doyan sepakbola. Banyak situs yang menulis, ada dua hal yang dicintai publik Kosta Rika: sepakbola dan alam mereka yang indah.

Dibandingkan Indonesia, dua hal itu tak beda-beda jauh. Indonesia juga begitu menempatkan sepakbola sebagai olahraga paling populer dan mempunyai pantai-pantai yang tak kalah indah. Tapi, Kosta Rika memang jauh-jauh lebih mungil. Jumlah penduduk yang hanya 4,5 juta, dan luas negara yang 51.100 kilometer persegi.




Di antara jumlah penduduk itu, keturunan Spanyol mendominasi hingga 83,6 persen, karena dulunya negara ini merupakan koloni Spanyol. Sisanya campuran antara orang kulit hitam, China, dan penduduk asli Amerika. Tak mengherankan bahasa Spanyol menjadi bahasa sehari-hari di sana.

Tapi Kosta Rika sebagai negara terkecil di Amerika Tengah dinilai sebagai negara dengan tingkat politik paling aman di negaranya. Mereka menjadi satu di antara sedikit negara di dunia yang tidak mempunyai tentara. "Semua pasukan tentara kami gantikan dengan pasukan guru-guru," begitu pedoman yang dibangun pada 1949.

Soal kesejahteraan, dibandingkan negara Amerika Latin lainnya, Kosta Rika mempimpin Human Development Index atau indeks pembangunan manusia tertinggi di antara negara-negara Amerika Latin dan ke-62 sedunia pada 2012.

Guardian mencatat Kosta Rika sebagai negara paling bahagia pada 2009 dari survei yang diambil pada 143 negara. Penilaian menyebut penduduk Kosta Rika mempunyai kepuasan hidup paling tinggi.

Pemerintah Kosta Rika juga dinilai sukses mengembangkan kepedulian lingkungan. negara yang berbatasan langsung dengan Nikaragua, Panama dan Laut Karibia itu menargetkan akan menjadi negara pertama yang beban karbon pada 2021.

Pemerintah Kosta Rika punya cara jitu untuk meredam pencemaran. Di antaranya memberlakukan pajak kepada penduduk yang menyebabkan polusi dan pencemaran.

Dengan perjalanan sejauh ini Piala Dunia 2014, Kosta Rika akan makin punya nilai plus. Poin yang kian membedakan dengan Indonesia yang sama-sama menjadikan sepakbola sebagai olahraga populer. Kosta Rika tahu bagaimana memainkan sepakbola. Indonesia masih pandai sebatas mendukung negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar