Hanya berpenduduk 4,5 juta jiwa, Kosta Rika
menjadi kontestan mengejutkan di Piala Dunia 2014. Memang belum sampai
juara, tapi mereka mampu menggebuk kekuatan klasik untuk menjejak
perempatfinal.
Kosta Rika melewati fase grup dengan sangat meyakinkan.
Bergabung dalam Grup D yang disebut-sebut sebagai grup neraka, Kosta
Rika diprediksi akan jadi lumbung gol oleh rivl-rivalnya. Di sana
bercokol Italia, Inggris dan Uruguay yang mempunyai sejarah panjang di
Piala Dunia dan pernah menjadi juara dunia. Tiga tim itu juga diisi
oleh para pemain yang menjadi pilar di klub masing-masing. Singkat
kata, para musuh Kosta Rika itu lebih meyakinkan.
Tapi racikan
Jorge Pinto membuat kejutan sejak melakoni laga pertama. Joel Champbell
dkk. sukses menggebuk Uruguay 3-1. Tak berhenti di laga itu, Kosta
Rika melanjutkan ledakannya. Italia menjadi korban dengan ditundukkan
1-0. Di laga terakhir, Kosta Rika juga masih menuai satu poin dari
Inggris dengan skor seri 1-1. Toh, hasil itu tak lagi menentukan.
Sudah puas setelah mencapai fase knockout? Los Ticos
menjawab dengan mengalahkan juara Eropa (2008) Yunani lewat adu
penalti setelah kedudukan imbang dalam waktu normal. Kosta Rika lolos
ke perempatfinal 5-3.
"Pesan saya kepada semua pemain dan semua orang di rumah adalah 'think big'. Tetap realistis tapi tetap 'think big'," begitu pesan Pinto sebelum pertemuan dengan Yunani. Pesan yang ampuh dan membawa tim asuhannya melaju jauh di Brasil.
Menilik
jejak Kosta Rika di Piala Dunia, mereka baru empat kali tampil di
putaran final. Dalam debutnya di tahun 1990, mereka berhasil lolos ke
babak kedua, tapi kandas di fase grup di edisi 2002 dan 2006. Maka,
tahun ini mereka telah melewati pencapaian terbaiknya di Piala Dunia.
Di
konfederasinya, (CONCACAF), reputasi dan prestasi Kosta Rika masih di
bawah Meksiko dan Amerika Serikat. Dari 10 edisi terakhir Piala Emas
CONCACAF, pencapaian terbaik Kosta Rika adalah runner-up di tahun 2002.
Tapi
Kosta Rika adalah negara yang doyan sepakbola. Banyak situs yang
menulis, ada dua hal yang dicintai publik Kosta Rika: sepakbola dan alam
mereka yang indah.
Dibandingkan Indonesia, dua hal itu tak
beda-beda jauh. Indonesia juga begitu menempatkan sepakbola sebagai
olahraga paling populer dan mempunyai pantai-pantai yang tak kalah
indah. Tapi, Kosta Rika memang jauh-jauh lebih mungil. Jumlah penduduk
yang hanya 4,5 juta, dan luas negara yang 51.100 kilometer persegi.
Di
antara jumlah penduduk itu, keturunan Spanyol mendominasi hingga 83,6
persen, karena dulunya negara ini merupakan koloni Spanyol. Sisanya
campuran antara orang kulit hitam, China, dan penduduk asli Amerika. Tak
mengherankan bahasa Spanyol menjadi bahasa sehari-hari di sana.
Tapi
Kosta Rika sebagai negara terkecil di Amerika Tengah dinilai sebagai
negara dengan tingkat politik paling aman di negaranya. Mereka menjadi
satu di antara sedikit negara di dunia yang tidak mempunyai tentara.
"Semua pasukan tentara kami gantikan dengan pasukan guru-guru," begitu
pedoman yang dibangun pada 1949.
Soal kesejahteraan, dibandingkan negara Amerika Latin lainnya, Kosta Rika mempimpin Human Development Index atau indeks pembangunan manusia tertinggi di antara negara-negara Amerika Latin dan ke-62 sedunia pada 2012.
Guardian mencatat
Kosta Rika sebagai negara paling bahagia pada 2009 dari survei yang
diambil pada 143 negara. Penilaian menyebut penduduk Kosta Rika
mempunyai kepuasan hidup paling tinggi.
Pemerintah Kosta Rika
juga dinilai sukses mengembangkan kepedulian lingkungan. negara yang
berbatasan langsung dengan Nikaragua, Panama dan Laut Karibia itu
menargetkan akan menjadi negara pertama yang beban karbon pada 2021.
Pemerintah
Kosta Rika punya cara jitu untuk meredam pencemaran. Di antaranya
memberlakukan pajak kepada penduduk yang menyebabkan polusi dan
pencemaran.
Dengan perjalanan sejauh ini Piala Dunia 2014, Kosta
Rika akan makin punya nilai plus. Poin yang kian membedakan dengan
Indonesia yang sama-sama menjadikan sepakbola sebagai olahraga populer.
Kosta Rika tahu bagaimana memainkan sepakbola. Indonesia masih pandai
sebatas mendukung negara lain.
Senin, 30 Juni 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar