Seperti di Real Madrid dengan Cristiano Ronaldo, Angel Di Maria kerap
tertutup bayang Lionel Messi di Argentina. Setahun terakhir, Di Maria
telah menunjukkan kalau dia merupakan sosok utama di belakang dua pemain
terbaik dunia.
'Manusia di Antara Dewa'. Begitu Marca pernah menggambarkan
posisi Angel di Maria yang punya kesempatan main bersama Cristiano
Ronaldo dan Lionel Messi.
Untuk pemain seperti Di Maria,
bersanding dengan Ronaldo dan Messi bisa saja dianggap
ketidakberuntungan. Punya kualitas sangat baik, winger 26 tahun itu akan
menjadi 'Sang Bintang' jika berada di klub lain. Sementara di Real
Madrid dan juga Argentina dia 'cuma' jadi gemerlap yang melengkapi dua
mega bintang yang ada di sana.
Tapi Di Maria bukan sosok yang
ingin berada di panggung dengan sorotan lampu mengarah padanya. Pada
sebuah kesempatan sebelum Piala Dunia dimulai dia mengaku sangat
beruntung bisa bermain berama Messi dan Ronaldo. Kesempatan yang
disebutnya sangat sulit didapat pemain lain.
Sebagaimana dirinya
sangat penting buat Real Madrid, Di Maria juga jadi sosok tak
tergantikan di timnas Argentina. Dia adalah salah satu pemain terpenting
di Piala Dunia 2014 ini.
Sebelum laga dengan Swiss malam tadi,
Di Maria belum memberi kontribusi nyata buat timnya. Ketika Messi sangat
mengilap, Di Maria sama sekali belum bikin gol dan mengreasikan assist.
Namun eks pemain Benfica itu tetap jadi pilar utama 'Tango' di lini
tengah, dengan tugas utama menerobos masuk ke lini depan dan menjalankan
fungsi sebagai penyerang keempat, mendampingi Javier Mascherano dan
Fernando Gago yang fokus mengawal lapangan tengah.
Di saat-saat
krusial, ketika Argentina sepertinya harus menyerah dan menerima laga
harus berakhir di adu penalti karena upaya tak henti selama 118 menit
menggempur pertahanan Swiss tak membuahkan hasil, Di Maria datang dengan
golnya. Meneruskan umpan dari Messi, tendangan mendatar Di Maria
menerobos masuk ke gawang saat laga perpanjangan waktu tinggal tersisa
dua menit saja.
"Kami terus berjuang selama 120 menit. Kami
memberikan semua yang kami punya untuk bisa menang. Jika tidak datang di
awal, maka (gol itu) datang di akhir. Yang terpenting adalah menang dan
masuk empat besar. Saya sangat menantikan mencetak gol, dan itu
akhirnya datang. Ini adalah hal terbaik yang bisa saya dapatkan," ujar
Di Maria usai laga.
Messi tak terbantahkan jadi bintang Argentina
di Piala Dunia ini, tapi Di Maria pada saat bersamaan selalu menjadi
sosok yang setia membayangi di belakangnya. Berkontribusi dengan umpan,
pergerakan untuk membuka ruang dan akurasi tembakan.
Situs
statistik Whoscored memberi Di Maria rating 8,21 untuk total empat
pertandingan yang sudah dijalani. Nilai tersebut cuma kalah dari Messi,
yang diberi rating 9,25.
Di level klub, Di Maria baru saja
menjalani musim terbaiknya. Trofi Liga Champions dan Copa del Rey yang
didapat Madrid adalah tolok ukurnya. Di Maria boleh saja kalah tenar
dibanding Ronaldo, Karim Benzema dan Gareth Bale, tapi kontribusi
pesepakbola kelahiran Rosario itu di atas lapangan membuat Carlo
Ancelotti tersenyum sangat puas.
Guardian mencatat kalau Di Maria
jadi pemain dengan jumlah assist terbanyak di antara lima liga domestik
teratas musim lalu. Di Maria juga beradaptasi dengan sangat baik saat
dipasang di tengah lapangan, bukan di sayap yang merupakan posisi
alaminya selama ini.
Saat Argentina menjuarai Piala Dunia 1986,
Diego Maradona tak sendiri bekerja. Dia memang tampil luar biasa baik di
Meksiko tahun itu, namun bantuan yang datang dari Jorge Valdano (empat
gol), Jorge Burruchaga dan Sergio Batista membuat Albiceleste bisa
meraih sukses besar.
Dan sebagaimana Maradona di 1986, Messi tak
bisa memenangi Piala Dunia sendiri. Messi beruntung ada Angel di Maria
yang bakal membantunya.
Selasa, 01 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar