Santo Andre - Jerman menuai kritik meskipun berhasil lolos hingga
perempatfinal. Meski begitu, hal itu pula yang terjadi di Piala Dunia
1990 di mana mereka berhasil keluar sebagai juara.
Di bawah arahan sang legenda Franz Beckenbauer, Jerman (saat itu
masih bernama Jerman Barat), tampil sangat meyakinkan di babak
penyisihan dengan menjadi juara grup tanpa terkalahkan.
Namun, di
fase knockout Jerman mulai goyah. Usai memenangi duel sengit kontra
Belanda 2-1 di babak 16 Besar, Jerman cuma menang tipis dari Republik
Ceko sebelum lolos ke final usai menyingkirkan Inggris lewat adu
penalti.
Tapi ada akhirnya, Piala Dunia berakhir indah untuk
Jerman. Lothar Matthaeus dkk. meraih titel juara dunia ketiganya usai
menundukkan Argentina 1-0 di Roma, Italia.
Hal yang cukup mirip
terjadi pada Jerman sekarang ini. Memulai dengan kemenangan 4-0 atas
Portugal tapi Philipp Lahm dkk. dikritik oleh fans dan media setempat
terutama setelah bermain imbang dengan Ghana 2-2 dan butuh perpanjangan
waktu sebelum menundukkan Aljazair 2-1.
"Tentu saja, kami sudah
membicarakan pertandingan ini (melawan Aljazair) di antara kami," kata
assisten pelatih Andreas Koepke yang dikutip Reuters.
"Tapi Anda
pasti akan mengalami pertandingan semacam itu di sebuah turnamen. Lihat
pada Piala Dunia 1990 dan bagaimana akhirnya."
Kiper Manuel Neuer mengakui belum puas dengan performa Jerman. Namun demikian, tetap saja hasil akhir lah yang paling penting.
"Kami
tidak senang dengan performa kami tapi aku pikir pada akhirnya kami
pantas memenangi setiap pertandingan sejauh ini dan kemenangan adalah
yang paling penting," imbuh Neuer.
Kamis, 03 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar